Terdapat
beberapa definisi yang dikemukakan oleh berbagai sumber untuk
menjelaskan tentang hari valentine ini.
Pertama,
A day on which lovers
traditionally exchange affectionate messages and gift. It is ovserved on
February 14, the date on which Saint Valentine was matyred. (The
Encyclopedia Americana, volume XXVII, hal 860)
“Sebuah
hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisi saling
mengirimkan pesan-pesan cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada
tanggal 14 Februari, suatu hari di mana St. Valentine mengalami martir.”
Kedua,
The date on the modern
celebration, February 14, is believed to derive in the execution of a Christian
martyr, St. Valentine, on February 14, 270. (The
Encyclopedia Americana, volume XIII, hal. 464)
“Tanggal
14 Februari adalah perayaan modern yang diyakini berasal dari hari dihukum
matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270
M.”
Ketiga,
Valentine, St. priest and
physician of Rome who suffered martydorn probably during the persecution under
Claudius II in 269. his feast is on 14 Feb. The custom of sending valentines
probably had its origin in a heathen practice connected with the worship of
Juno Februalis at the Lupercalia(*) or perhaps in the mediaval belief the birds
commenced to mate onf 14 Feb. (Everyman’s
Encyclopedia, volume XII, hal 388).
“St.
Valentine adalah seorang pendeta dan tabib dari Roma yang (dianggap) martir
sewaktu kaisar Claudius II pada tahun 269 M. Peringatan tersebut pada tanggal
14 Febuari. Kebiasaan dengan mengirim valentine-valentine berasal dari upacara
penyembahan berhala yang dikaitkan dengan peribadatan Juno Februarlis di goa
Lupercal, atau (bisa jadi) pendapat bahwa burung-burung kwain pada tanggal 14
Februari.”
Keterangan Tambahan : (*) Lupercalia
merupakan upacara keagamaan (ritual) yang dilakukan oleh orang-orang Romawi
kuno yang dilaksanakan setiap tahun untuk menyembah dewa Lupercus, yang oleh
mereka dianggap sebagai dewa kesuburan, dewa padang rumput dan pelindung
ternak. Sebagai suatu upacara ritual kesuburan, Lupercalia juga dihubungkan
dengan penghormatan dan penyembahan kepada dewa Faunus sebagai dewa alam dan
pemberi wahyu. Upacara atau festival tersebut dipimpin dan diawasi oleh suatu
badan kegamaan yang disebut Luperci dan para pendetanya disebut Luperci.
Setiap upacara Lupercalia dimulai
dengan mengorbankan beberapa ekor kambing dan seekor anjing yang dipimpin oleh
para Luperci. Upacara tersebut dilakukan di dalam sebuah gua bernama Lupercal,
berada di bukit Palatine, yang merupakan salah satu bukit di kota Roma. Setelah
itu dua orang Luperci (dalam sumber lain dua orang pemuda) dibawa ke sebuah
altar, kemudian sebuah pisau yang berlumuran darah disentuhkan pada kening
mereka dan darah itu diseka dengan kain wool yang telah dicelupkan ke dalam
susu. Setelah itu kedua orang tersebut diharuskan tertawa.
Kemudian para luperci memotong
kulit kambing yang dikorbankan dan dijadikan cambuk. Kemudian mereka berlari
dalam dua geromboloan mengelilingi bukit Palatine dan tembok-tembok kuno di
Palatine, mencambuki setiap wanita baik yang mengikuti upacara maupun yang
mereka temui di jalanan. Para wanita yang menerima cambukan itu dengan senang
hati karena menurut mereka cambukan itu dapat menyebabkan atau mengembalikan
kesuburannya.
Upacara Lupercalia ini terus
berlangsung sampai pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337
M). Kaisar Romawi ini adalah kaisar pertama pemeluk agama Nasrani. Lewat
masuknya agama Nasrani itu dan berbagai jalan yang ditempuhnya, dia memegang
peranan penting dalam hal merubah agama yang dikejar-kejar dan diancam
sebelumnya menjadi agama yang dominan (bersifat nasional). Pengaruh agama
nasrani semakin meluas di kerajaan Romawi dan Dewan gereja memegang peranan
penting di bidang politik. Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan
Paus Gelasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan purifikasi
(pemurnian/pembersihan diri). Dan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I mengubah
tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara ritual lupercalia dan
tanggal 15 Februari menjadi tanggal 14 Februari.
Keempat,
The St. Valentine who is spoken
of as the apostle of Rhaetia, and venerated in passau as its first bishop. (Encyclopedia Briatannica, volume
XIV, hal. 949).
“St.
Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan
di Passau sebagai uskup yang pertama.”
Kesimpulan
dari keempat definisi tersebut adalah Valentine’s day dirayakan untuk
mengormati dan mengkultuskan st. Valentine yang dianggap martir yang mati
dibunuh pada tanggal 14 Februari 269 M (sumber lain menyebutkan 270 M) dan juga
dianggap sebagai seorang utusan dan uskup yang dimuliakan. Pengambilan istilah
itu juga dikaitkan dengan Lupercalia, upacara keagamaan orang Romawi Kuno dan
juga bahwa burung-burung kawin pada tanggal tersebut.
B. Hukum Merayakan Valentine's Day
B. Hukum Merayakan Valentine's Day
Nah, saudaraku… setelah Anda membaca berbagai definisi diatas, disana disebutkan bahwa Valentine dianggap sebagai seorang martir. Lalu taukah Anda apa itu martir? Martir adalah orang yang dianggap mati sebagai pahlawan
karena mempertahankan kepercayaan (agama). Kini engkau tahu agama apa yang
dipertahankan olehnya. Wallahul musta’an. Ya ukhti… bagaimana kita bisa turut
serta pada hari yang ditetapkan untuk menghormati orang yang mempertahankan
agama yang bukan Islam (ini bukan berarti kita dibolehkan untuk menetapkan hari
khusus untuk kematian orang-orang yang mempertahankan agama Islam!).
Dan bila dikaitkan dengan upacara
Lupercalia, maka ini juga sangat jauh dari syari’at Islam, bahkan penuh dengan
kesyirikan yang merusak tauhid. Lihatlah bagaimana upacara tersebut
dilaksanakan untuk menyembah dewa-dewa. Padahal tidak ada yang berhak disembah
selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Belum lagi keyakinan batil tentang pengaruh
cambukan yang dapat menyebabkan atau mengembalikan kesuburan. Padahal tidak ada
yang kuasa untuk memberi kesuburan pada seseorang sebagaimana dalam firman-Nya
yang artinya, “Atau Dia menganugerahkan kedua jenis
laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan
mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” (QS.
Asy-Syuura [42]: 50)
Ketahuilah saudaraku, tidak ada
pilihan lain bagi kita kecuali meninggalkan jauh-jauh kebiasaan turut serta
merayakan hari Valentine ini. Apakah kita hendak turut serta pada acara yang ditetapkan
oleh Nasrani untuk mengkultuskan sang uskup yang mati sebagai martir? Padahal
kita ketahui orang-orang Nasrani tidak akan senang sampai kita mengikuti agama
mereka. Maka senanglah mereka ketika kita turut berbaur dalam hari raya mereka.
Karena Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” (HR. Abu Dawud). Atau… apakah kita
hendak mendukung pula upacara Lupercalia yang penuh muatan syirik dan
kemaksiatan?Na’udzubillah mindzalik.
Cukupkanlah diri kita dengan apa
yang telah diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan yang diajarkan Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam kepada
umatnya. Karena kasih sayang di antara sesama muslim jauh lebih indah dimana
Nabi shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda,“Perumpamaan orang mukmin di dalam saling
mencintai, saling mengaishi dan saling menyayangi adalah bagaikan satu jasad,
jika salah satu anggotanya menderita sakit maka seluruh jasad merasakan
(penderitaannya) dengan tidak bisa tidur dan merasa panas.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka Anda
tidak perlu ragu-ragu untuk meninggalkan hari raya tersebut. Bertaubat adalah
langkah yang utama dan mulia jika ternyata di hari yang lalu kita menjadi
bagian dari perayaan tersebut. Semoga kita terus diberikan hidayah taufik oleh
Alloh Subhanahu wata'ala untuk menjalankan amalan sesuai tuntunan syari’at. Aamiin.
Sumber :
1. Majalah As Sunnah edisi 11 tahun I.
2.Riyadush Shalihin – edisi Indonesia –
karya Imam Nawawi jilid 1. Takhrij Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Duta
Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar